Tugas Mereview Tiga Materi KAP
Review Tiga Materi Komunikasi Antar Pribadi
1. Menciptakan Hubungan Akrab melalui Komunikasi dalam Keluarga
Untuk dapat menciptakan hubungan yang akrab dengan orang disekitar kita, kita dapat menumbuhkan rasa keakraban tersebut dengan orang terdekat terlebih dahulu, contohnya keluarga. Tujuan utama menciptakan hubungan akrab adalah sebagai salah satu faktor pembentuk konsep diri, misal dengan pernyataan cinta, dukungan, pujian dan lain-lain. Tentu bentuk dukungan serta pujian tersebut diperlukan untuk dapat menciptakan rasa kasih sayang dan perasaan damai antar anggota keluarga sehingga terciptalah keharmonisan atau keakraban.
Selain tujuan di atas, adapun beberapa tujuan lain dari komunikasi di dalam keluarga, di antaranya, sebagai pemberi contoh kepada anak mengenai pola perilaku yang akan ditirunya. Jika orang tua acap kali bertengkar dan saling mengumpat, maka anak tersebut akan terbiasa melihat dan mendengar perilaku itu dan mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari bahkan di luar lingkup keluarga sekalipun. Seperti yang kita tahu, umur antara anak dan orang tuanya biasanya terlampau jauh. Hal ini tentu menciptakan generasi yang berbeda yang bisa dilihat dari perbedaan budaya, pola pikir, kebiasaan, dan lain-lain. Meskipun demikian, sikap sopan santun, tutur kata yang baik, haruslah tetap diwujudkan terlepas dari generasi apapun itu. Salah satu caranya adalah dengan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, serta menciptakan kebersamaan antar generasi di dalam keluarga.
Terkadang dalam usaha menciptakan jalinan akrab dengan orang lain, keakraban tersebut tetap memiliki berbagai macam rintangan, di antaranya kesepian. Kesepian dapat timbul karena merasa kurang dihargai di lingkungan keluarga atau sekitarnya. Ia merasa tidak memiliki siapapun untuk bersandar dan menceritakan keluh kesah karena merasa tidak ada yang benar-benar mendengarnya. Rasa kesepian ini dapat mengakibatkan kurangnya percaya diri, kemampuan sosialisasi yang rendah, bahkan sampai depresi. Solusinya adalah, membangun keharmonisan di dalam keluarga, anggota keluarga menjadi pendengar yang baik, serta dapat memberikan kalimat-kalimat supportif. Selain kesepian, masalah lain yang berhubungan dengan keakraban adalah ketidakpastian dalam hubungan. Masalah ini dapat timbul karena adanya keraguan terhadap status atau identitas hubungan. Biasanya faktor penyebabnya adalah hubungan yang dulunya akrab kini menjadi canggung karena terpisah oleh jarak dan waktu. Solusinya adalah, selalu menjalin komunikasi melalui media sosial agar hubungan atau silaturahmi tetap terjaga.
Ketika dalam suatu keluarga sudah berhasil menciptakan keakraban, namun masalah bisa saja muncul karena keakraban itu sendiri, contohnya adalah rasa cemburu. Kecemburuan bisa terjadi karena adanya rasa curiga berlebihan didalam diri seseorang. Self esteem atau harga diri yang rendah juga menjadi salah satu pemicunya. Solusi dari masalah ini adalah dengan meningkatkan kepercayaan satu sama lain, selain itu kita juga harus selalu berpikiran positif. Masalah keakraban yang terakhir adalah hubungan suami istri secara fisik. Terkadang karena perbedaan kepribadian dan sikap, membuat perilaku suami istri saling bertentangan. Misalnya suami yang tidak terlalu suka mengatakan hal-hal romantis, namun sang istri sangat ingin merasakan perhatian dari suaminya. Suami juga acap kali mempermasalahkan perilaku istri yang lebih mengutamakan anak-anak ketimbang dirinya. Solusi dari masalah ini adalah, saling mengerti satu sama lain terhadap status dan perannya masing-masing di dalam keluarga, dapat juga dengan memperbanyak waktu bersama agar dapat mendengar keluh kesah masing-masing sehingga mengerti satu sama lain.
2. Makna Pesan Nonverbal
Pesan nonverbal merupakan pesan yang disampaikan bukan melalui kata-kata atau ucapan. Adapun bentuk-bentuk pesan nonverbal yaitu,
•Kinesik
Melalui kontak mata, gesture, ekspresi yang ditampakkan, serta gerak-gerak isyarat.
•Paralinguistik
Berhubungan dengan cara kita berbicara. Contohnya intonasi, volume, kejelasan, serta tempo dalam berbicara.
Latar belakang gender dan kultur yang berbeda sangat mempengaruhi bagaimana pemaknaan pesan nonverbal tersebut, misalnya saja pada kinesik. Budaya orang Jawa dan Sumatera berbeda ketika ingin meminta maaf dengan orang lain. Pada budaya Jawa ketika kita merasa bersalah maka kita cenderung menunduk karena merasa bersalah, namun berbeda pada budaya Sumatera, mereka cenderung menatap mata lawan bicaranya ketika merasa bersalah karena bagi mereka hal itu merupakan bentuk menghargai lawan bicara. Perbedaan perspektif tersebut juga dapat menimbulkan kesalahpahaman jika kita tidak berusaha untuk saling mengerti akan adanya perbedaan. Kita juga bisa melihat perbedaan pada artefak (atribut yang digunakan). Perempuan cenderung menyukai aroma yang manis, seperti bunga. Pada lelaki cenderung menyukai aroma maskulin. Pada perempuan cenderung menyukai pakaian yang berwarna kalem, lelaki cenderung menyukai pakaian berwarna monochrome. Pakaian juga harus menyesuaikan posisi kita, misal ingin pergi ke kantor, sepatutnya kita berpakaian rapih seperti mengenakan kemeja dan blazer bukan memakai kaos oblong.
Pesan nonverbal juga mengisyaratkan kita untuk dapat mengenali diri, syarat-syarat tersebut diantaranya,
•Komunikasi dengan Penciuman
Dengan memakai parfum aroma yang kita sukai, secara tidak langsung kita memberitahukan identitas diri bahwa kita adalah seseorang yang feminim/ceria/kalem/maskulin.
•Warna
Misalnya warna kesukaan kita adalah pink, maka kita memberitahu identitas kita bahwa kita adalah feminim girl. Warna baju yang kita kenakan pula dapat memberi pesan, misalnya ketika datang melayat kita memakai baju berwarna hitam sebagi tanda turut berduka.
•Penampiln Fisik
Penampilan fisik diri kita dapat memberikan makna kepada orang lain. Misal badan kita terlalu gendut, maka orang lain akan memaknai bahwa ia selalu makan, dan pola hidupnya tidak sehat. Padahal bisa jadi, badan gendut yang ia miliki merupakan gen atau keturunan dari orang tuanya.
•Waktu
Datang tepat waktu juga dapat memberi makna tersendiri. Misal ketika kita terlambat datang ke acara, maka orang lain memaknai kita sebagai orang yang ngaret. Sebaliknya, jika kita datang tepat waktu, maka orang akan memaknai kita sebagai orang yang rajin dan disiplin.
Lalu, bagaimanakah cara mengenalkan diri kita melalui atribut yang baik?, jawabannya adalah dengan melakukan branding pada diri sendiri dan menyesuaikan atribut tersebut sesuai dengan branding yang sudah kita tentukan. Misal, kita ingin dikenal dengan label orang yang rapih, bersih, dan stylish. Maka mulailah untuk mencuci pakaian sebelum dipakai, menggosoknya, mencocokan warnanya dengan celana/rok yang akan kita kenakan. Merapihkan rambut menggunakan pomed atau merapihkan gaya hijab yang akan dikenakan. Tak lupa menggunakan parfum yang beraroma sweet and calm. Dengan begitu, orang lain akan mengenal diri kita sebagai orang yang rapih, bersih, dan stylish.
3. Personal Branding atau Citra Diri
Personal branding adalah proses pembentukan persepsi masyarakat atau publik terhadap aspek yang dimiliki seseorang. Aspek ini meliputi kepribadian, kemampuan, nilai, serta persepsi positif yang ditimbulkan atau ada dalam diri individu. Di era digital seperti sekarang, banyak orang yang dapat membentuk persepsi orang lain terhadap dirinya melalui media sosial. Persepsi itu dibentuk dengan melihat postingan apa yang ia posting dan apa feedback yang ditimbulkan. Misal, seseorang ingin dianggap sebagai orang yang rajin belajar, ia pun sering memposting kegiatan belajarnya di media sosial, sehingga banyak orang yang komen mengenai postingannya, seperti "rajin banget," "keren banget," dan lain-lain. Jika sudah seperti itu, maka ia berhasil membranding dirinya sebagai orang yang rajin.
Personal branding berkaitan erat dengan Teori Dramaturgi (Irving Goffman). Menurut Goffman setiap pelaku sosial adalah pemain sandiwara. Kita pasti ingin menunjukkan sisi baik kita ketika bersama dengan orang lain. Jika dikaitkan dengan Teori Dramaturgi maka,
•Panggung depan : penampilan terbaik kita
•Penampilan depan : hanya topeng dan polesan
•Tampak depan : kepalsuan
•Panggung belakang : merupakan sifat asli kita, namun di sembunyikan.
0 Response to "Tugas Mereview Tiga Materi KAP"
Posting Komentar